Minggu, 18 Juli 2010

Fungsi Warna dalam Seni Kriya

1. Fungsi Warna dalam Seni Kriya
Warna alam berasal dari tumbuhan, binatang, tanah, dan batu-batuan yang
diolah sedemikian rupa untuk digunakan bagi keperluan manusia dalam memenuhi
kebutuhannya. Pewarnaan tekstil, tenunan atau benda lainnya sejak dulu sudah
dilakukan orang dengan menggunakan warna alam ini.
Zat pewarna alami atau vegetable dyes adalah agensia pewarna yang berasal dari
tanaman. Zat pewarna alami ini diekstraksi melalui permentasi, pendidihan atau
perlakuan kimiawi dari substansi kimia yang terdapat dalam jaringan tanaman (Sambas,
dkk, 1999). Kebanyakan figmen tanaman tidak permanen, warna cepat memudar bila
kena diterjen atau cahaya matahari. Secara tradisional sebenarnya telah diketahui orang
bahwa untuk mencuci batik orang biasanya menggunakan buah lerak (Sapindus rarak)
agar warna tidak luntur, namun pohon ini telah mulai langka.
Unsur warna dalam kriya batik memiliki peran dan fungsi tersendiri bagi
pembuat dan para pengguna. Secara psikologis terdapat perbedaan yang menunjukkan
bahwa cerah, panas dan kontras berkesan semarak, ramai, enerjik yang menunjukkan
kesan dinamis. Sedangkan warna dingin, lembut menunjukkan kesan tenang, anggun.
Kecenderungan warna yang berasal dari zat pewarna alami secara umum
menunjukkan kesan tenang, dingin, lembut dan nyaman, berbeda dengan warna-warna
buatan (sintetis) seperti kita lihat pada jenis batik pekalongan yang meriah. Oleh sebab
itu banyak pertimbangan teknis, artistik serta psiokologis dalam menciptakan seni kriya
batik yang memiliki nilai fungsi dan nilai artistik. Dengan menggunakan pertimbangan
yang matang maka karya yang berkualitas menjadi semakin diminati konsumen.
2. Tumbuhan yang dapat Menghasilkan Warna Alam
Pada dasarnya hampir seluruh jenis tumbuhan dapat menghasilkan zat pewarna
alami yang dapat digunakan pada proses pewarnaan batik dengan teknik celup. Zat
warna tumbuhan dapat diambill dari akar, batang (kayu), kulit, daun dan bunga.
________________________________________
Page 2
Zat Warna Alami (ZPA)
2
Zat tumbuhan yang sudah dikenal masyarakat kita sampai kira-kira abad ke-8
(Riyanto, dkk tt.:18) dan dari Departemen Perindustrian, (tt. : 7), antara lain:
- Daun pohon nila (indigofera)
- Kulit pohon soga Tingi (Ceriops Candoleana Am)
- Kulit pohon soga Tegeran (Cudrania Javanesis)
- Kulit soga Jambal (Peltophorun Ferrugineum)
- Akar pohon Mengkudu (Morinda Citrifelia)
- Temu lawak
- Kunir
- Gambir dan pinang
- Teh
- Pucuk gebang (Corypha gebanga), dll.
Jenis tumbuhan (pohon, semak, herba, liana) sebagai bahan zat warna alam
sangat banyak dijumpai di tanah air kita.